Selasa, 12 Agustus 2014

Media release untuk Menteri Luar Negeri Australia

Asosiasi Papua Barat Australia (Sydney)
Media rilis 12 Agustus 2014

AWPA menimbulkan kekhawatiran tentang tindakan keras terhadap kelompok masyarakat sipil / Jurnalis
AWPA telah menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengenai peristiwa mengganggu baru-baru ini di Papua Barat.
AWPA mendesak Menteri Luar Negeri untuk menyuarakan keprihatinan dan situasi hak asasi manusia yang memburuk di Papua Barat dengan Pemerintah Indonesia dan Presiden Indonesia terpilih Joko Widodo.
Joe Collins dari AWPA mengatakan, "Telah ada tindakan keras oleh pasukan keamanan pada kelompok-kelompok masyarakat sipil di Papua Barat dan khususnya di Komite Nasional Papua Barat (KNPB)".
Menjelang pemilihan presiden pada 9 Juli, kelompok masyarakat sipil telah menyerukan boikot damai pemilu. Namun, pasukan keamanan menangkap banyak aktivis Papua Barat hanya karena ada yang damai mendistribusikan literatur panggilan untuk memboikot pemilu seperti hak demokrasi mereka.
KNPB sekarang telah menyerukan untuk memboikot setiap perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus) dan AWPA khawatir mungkin ada lebih banyak kasus penangkapan dan penyiksaan terhadap aktivis damai.
Sudah dua anggota KNPB, Robert Yelemaken dan Oni Weya, yang merupakan mahasiswa ditangkap dan dipukuli pada 8 Agustus. Insiden ini terjadi setelah sejumlah anggota KNPB sedang melukis di dinding menyerukan untuk memboikot perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia di kota Manokwari
Joe Collins mengatakan "kami mendesak Menteri Luar Negeri untuk meningkatkan keprihatinan tentang tindakan keras terhadap kelompok-kelompok masyarakat sipil yang damai di Papua Barat oleh pasukan keamanan dengan Pemerintah Indonesia.

Mendesak Menteri Luar Negeri untuk meminta pembebasan tanpa syarat semua tahanan politik di Papua Barat dan juga menyerukan segera membebaskan dua wartawan Prancis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar