Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan standar umum keberhasilan kebebasan Hak
Asasi Manusia (HAM) untuk semua negara. Hal ini berkaitan dengan peringatan
hari HAM internasional yang diperingati setiap tanggal 10 Desember.
"Slogan hari
HAM tahun ini adalah HAM 365, bahwa setiap hari adalah hak asasi," kata
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Rupert Colville, dilansir dari
laman resmiwww.ohchr.org, Rabu, 10 Desember
2014.
Deklarasi itu juga
sebagai konvensi menentang penyiksaan dan penghapusan segala bentuk
diskriminasi rasial yang kian marak. Salah satu negara yang menjadi sorotan PBB
adalah Indonesia dan Thailand.
Kemarin, ujar rilis
PBB itu, lima remaja di dataran tinggi Paniai, Papua, dibunuh. Kabarnya, sejumlah
pemuda berkumpul di kantor polisi Kota Enarotali untuk memprotes pemukulan oleh
pasukan keamanan terhadap anak lelaki, Pada malam. Polisi melepaskan tembakan
dan lima remaja tewas. Beberapa lainnya luka-luka.
PBB mendesak
pemerintah Indonesia untuk memfasilitasi investigasi secara independen yang
menyeluruh atas kasus tersebut. "Kami akan terus terlibat dengan
pemerintah baru Indonesia tentang masalah ini," ujar Colville.
Di Thailand, dua
aktivis HAM dibunuh karena menantang legalitas proyek-proyek swasta. Aktivis
HAM di Thailand, khususnya di wilayah Selatan, telah lama menjadi korban
intimidasi, pelecehan seksual, dan kekerasan.
Di antara aktivis
HAM yang jadi korban adalah Pitan Thongpanang. Ia kerap menentang operasi
pertambangan di distrik Nonpitam. Ia ditembak sembilan kali di Provinsi Nakhon
Sri Thammarat pada 30 November lalu. Penembakan terjadi saat ia mennggalang
dana di beberapa desa untuk memperoleh bantuan hukum dalam kasus ini.
Empat hari kemudian,
pada 3 Desember, Sumsuk Kokrang ditembak di perkebunan kelapa sawit di Provinsi
Krabi, Thailand. Sumsuk seorang aktivis hak tanah, pemimpin kampanye
penyelidikan legalitas perkebunan kelapa sawit. Setidaknya, ada 30 aktivis HAM
dibunuh dan dihilangkan di Thailand sejak tahun 2001.
"Kami mendesak
pihak yang berwenang untuk melakukan investigasi menyeluruh, cepat dan mandiri
dalam semua kasus penghilangan dan pembunuhan pembela hak asasi manusia,"
ujar Colville.
PBB juga akan
meminta pemerintah Thailand untuk menerapkan langkah-langkah perlindungan bagi aktivis,
terutama yang memperjuangkan hak tanah. Sebab, masyarakat yang terkena dampak
proyek menggantungkan nasibnya kepada aktivis tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar