Buchtar
Tabuni adalah Ketua Parlemen Nasional West Papua (PNWP), disela-sela kunjungan
lobbinya ke MSG di Vanuatu berceritera pengalamanya memperjuangkan hak
penentuan nasib sendiri rakyat West Papua.
Pada
tanggal 15 Oktober 2008 saya memimpin suatu aksi demonstrasi damai serentak di
West Papua untuk menyukseskan peluncuran International Parlementarians for West
Papua (IPWP) di London.
Akibat
aksi damai itu saya ditangkap oleh Polisi Indonesia di West Papua dan
dipenjarahkan selama 4 tahun.
Pada
tahun 2009 saya dipercayakan oleh teman-teman aktivis sebagai ketua umum Komite
Nasional Papua Barat (KNPB) yang dideklarasikan pada tahun 2009.
Walaupun
saya didalam penjarah namun saya sebagai penanggung jawab aksi damai KNPB yang
dilaksanakan serentak di sejumlah daerah di West Papua pada tahun 2009 sampai
2012.
KNPB
memfasilitasi terbentuknya 23 Parlemen Rakyat Daerah di West Papua sebagai
wadah politik perjuangan kebebasan West Papua di daerah.
Pada
tanggal 5 April 2012 sebuah Konferensi Parlemen Rakyat Daerah dilaksanakan di
Jayapura guna mendeklarasikan terbentuknya Parlemen Nasional West Papua ( PNWP)
sebuah wadah politik nasional dari 23 Parlemen Rakyat Daerah.
Saya
dipercayakan oleh 23 Parlemen Rakyat Daerah itu sebagai Ketua PNWP dan di bantu
dengan 7 wakil ketua.
Dengan
terbentuknya PNWP ini, maka sekaligus sebagai penanggung jawab politik
perjuangan di West Papua.
Setelah
beberapa bulan saya memimpin PNWP bersama KNPB terus melakukan aksi demonstrasi
damai untuk menutut hak penentuan nasib sendiri rakyat West Papua.
Saya
ditangkap dan dipenjarahkan 1 tahun lagi atas tuduhan paslu atas sejumlah
peristiwa di West Papua.
Pertengahan
tahun 2013 setelah saya keluar penjara, aksi demonstrasi damai terus kami
tingkat di West Papua dan memasuki akhir tahun 2013 saya dimasukan dalam daftar
pencarian orang oleh polisi dan militer Indonesia.
Hal
yang sudah menjadi tradisi bagi polisi dan militer Indonesia untuk rakyat West
Papua jika dimasukan dalam daftar pencarian orang berarti orang-orang tersebut
sedang diburu untuk ditembak mati dan selanjutnya direkayasa kematiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar