Perdana Menteri
Vanuatu, Joe Natuman membantah pernyataan Menteri Luar Negeri Vanuatu,
SatoKilman yang memberikan pernyataan Vanuatu berniat membuka Kedutaan Besar
Vanuatu di Jakarta.
“Setiap kebijakan
hubungan diplomatik pemerintah Vanuatu, untuk membuka kedutaan besar di negara
manapun, termasuk hubungan diplomatik dengan Indonesia, harus diputuskan oleh
pemerintah saat ini,” kata Natuman. Natuman sekaligus mengklarifikasi
pemberitaan di media-media luar negeri tentang keinginan membuka Kedutaan Besar
Vanuatu di Indonesia.
“Tidak ada kebijakan
seperti itu (membuka kedutaan besar Vanuatu di Jakarta) saat ini, sejauh apa
yang diputuskan pemerintah Vanuatu. Saat ini kami memiliki banyak pekerjaan
saat ini, setelah topan Pam,” ujar Natuman.
Natuman meminta media
di Indonesia untuk tidak menghiraukan komentar yang dibuat oleh Menteri Luar
Negeri Vanuatu, berkaitan dengan pembukaan Kedutaan Besar Vanuatu yang
disampaikan Kilman kepada Menteri Luar negeri Indonesia, Minggu (19/4/2015).
“Kami memberikan
perhatian kami terhadap Papua Barat dan berdiri bersama mereka menghadapi
setiap pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dihadapi bangsa Papua Barat. Vanuatu
harus melihat segala aspek sebelum masuk pada rencana berikutnya, seperti
meningkatkan hubungan diplomatik dengan Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Pembukaan Kedutaan Besar Vanuatu di Indonesia bukan prioritas Vanuatu,” tegas
Natuman.
Usai pertemuan
bilateral antara Menteri Luar Negeri RI RetnoL.P. Marsudi dengan SatoKilman, di
sela-sela di sela-sela pelaksanaan Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi Konferensi
Asia Afrika (KAA), Menlu Indonesia mengatakan Pemerintah Indonesia menyambut
baik keinginan Pemerintah Vanuatu untuk membuka kantor kedutaan besar di
Jakarta.
“Pemerintah Vanuatu
telah memutuskan untuk segera membuka kedutaan besar Vanuatu di Jakarta. Saya
kira kita cukup senang dan bangga serta menyambut baik keputusan Vanuatu
membuka kedutaan di Indonesia,” kata Menlu Retno.
Dalam Pertemuan dan
Peringatan 60 Tahun KAA yang mengangkat tema “Memajukan Kerja Sama
Selatan-Selatan”, Vanuatu hadir sebagai negara peninjau.
Natuman diundang
secara resmi untuk menghadiri Pertemuan dan Peringatan 60 Tahun KAA ini. Namun
ia menunjuk Menteri Luar Negeri, SatoKilman untuk menghadiri undangan ini
karena sebagai Perdana Menteri, Natuman harus memimpin setiap langkah
pembangunan kembali negaranya setelah dihantam topan Pam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar