Suva,19/5-
Sekretaris Jenderal Konferensi Gereja-Gereja Pasifik atau Pacific Conference of
Churhes (PCC), Reverend Francois Pihaatae mengatakan Orang Papua harus boleh
menentukan masa depan mereka sendiri melalui proses hukum universal yang
diterima umum, seperti pemilihan umum atau referendum.
“Pertemuan
pemimpin-pemimpin gereja di Hoiara 2013 lalu, telah menyerukan penentuan nasib
sendiri untuk semua orang pacifik termasuk West Papua, pulau yang Indonesia
duduki,”tuturnya, Kamis (15/5) lalu.
Menurut
dia, Indonesia harus memperbolehkan orang-orang Papua menentukan nasib dan masa
depan mereka sendiri sesuai dengan hukum-hukum Internasional
“Mereka
(Orang Papua) harus menentukan bagaimana mereka menjadi baik, mengunakan tanah
mereka, mineral mereka dan sumber-sumber mereka lainnya” kata dia.
Selainjutya
dia mengatakan penentuan nasib sendiri itu sangat mungkin dilakukan orang
Papua; menentukan nasib sendiri atau memilih masuk berelasi dengan Indonesia.
“Ini
tidak dapat diterima tetapi kita harus mengizinkan Papua melakukan tindakan
pilihan bebas,”tuturnya.
Karena
Papua memang tidak masuk dalam wilayah dekolonisasi, lanjutnya, maka
Gereja-gereja Pasifik akan melakukan lobi.
“PCC
akan melobi pemimpin-pemimpin Pacific mulai minggu berikut untuk mendukung
memasukan Papua Barat ke dalam wilayah dekolonisasi”. Kita sungguh sadar
Indonesia berpengaruh di dalam kawasan, tetapi kita tidak mungkin tinggal diam
atas isu penyalangunaan hak asasi manusia yang terus menerus, penahan illegal,
penyiksaan dan pembunuhan oleh militer Indonesia,” katanya
Atas
masalah yang terjadi di Papua, katanya, gereja mempunyai kewajiban mutlak
melawan, menyerukan keadilan dan perdamaian.
“Setiap
gereja wajib menyatakan lawan atas ketidak adilan, kami menyerukan pemerintah
mendengarkan dan mengambil tindakan”tuturnya
Secara
khusus, pihaknya juga meminta pemerintah Fiji dan Papua New
Guinea-Pacific reprensentative pada C24, untuk mendengarkan seruan sesama dan
memastikan warga Papua aman.
Langkah
lobi juga akan dilakukan ke anggota kesekretariatan, anggota Forum Kepulauan
Pasifik, Melanesia Spearhead Group and Forum (MSG) dan Pemerintah Kepulauan
Pasifik.
Selain
itu, “Gereja-gereja Australian dan New Zealand dan pemerintah juga harus
mendukung penentuan nasib sendiri di West Papua jika mereka menjadi bagian yang
diakui sesama di kawasan,”tegasnya.
Pada
akhirnya, Gereja-gereja Pasifik berharap negara-negara pasifik akan membuka
jalan gerakan agar West Papua menjadi satu wilayah dekolonisasi yang terdaftar
di PBB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar