Masalah Papua Barat dan
Kaledonia Baru kembali diangkat Perdana Menteri Vanuatu yang baru menjabat, Joe
Natuman. Selain itu, perubahan iklim global juga diangkat pada debat ke-69
Sidang Umum PBB 29 September 2014. Orang-orang Melanesia di Kaledonia Baru yang
saat ini dbawah kekuasaan negara Perancis dan West Papua yang dibawah kekuasaan
Indonesia, dia (PM diakhir pidatonya) mendesak agar Perserikatan Bangsa-Bangsa
segera mengatasi hal ini.
Resmi sudah, untuk kedua
kalinya, sejak tahun 2013, negara di kepulauan Pasifik tersebut bicara Papua di
PBB. Berbeda dari PM sebelumnya, Karkas Kalosil telah menyuarakan persoalan imperialisme
yang mencengkram Papua Barat hingga kasus HAM (PEPERA-kekerasan). Joe Natuman
yang sebelumnya sebagai wakil Vanuatu di PBB ini, telah berjanji untuk berjuang
demi Papua Merdeka.
Vanuatu juga menempatkan
seorang wakil tetap mereka di PBB. Odo Tevi telah menyerahkan surat kepercayaan
dirinya kepada sekjend PBB, Ban Ki-moon di hari yang sama. Sebelum diangkat, Mr
Tevi melakukan tugas konsultasi atas nama Uni Eropa, Bank Dunia, MSG, Institut
Kebijakan Publik Pasifik dan berbagai klien internasional lainnya di Asia
Tenggara, sejak 2013. Negara-negara kepulauan pasifik yang tergabung dalam
Pasifik Internal Forum (PIF), oleh PBB dianggap sebuah kemajuan berarti dalam
mengatasi masalah-masalah ekosok dikemudian hari dalam naungan badan dunia
tersebut.
Sebelumnya, pada tanggal 26
September 2014, pada Forum Pemimpin Negara Pasifik, Sekjend PBB Baan Ki-moon
menyambut komunitas PBB regional tersebut. Saya mengucapkan selamat kepada
Palau pada kepemimpinan atas Forum Kepulauan Pasifik, kata Ban. Saya mengucapkan
selamat kepada anda (para pemimpin Pasifik-pen) yang telah mengadakan Deklarasi
Palau “The Ocean: Hidup dan masa depan menentukan arah untuk keberlanjutan”,
ucap Ban. Dirinya mendukung pengakuan Deklarasi bahwa pemimpin Pasifik adalah
pengelola dari Samudra Pasifik, salah satu anugerah terbesar dunia. Aku memuji
posisi yang kuat Anda tentang pentingnya memiliki tujuan pembangunan yang
komprehensif berdiri sendiri berkelanjutan dari negara kepulauan.
Sekjend PBB juga
mengucapkan selamat kepada Forum Kepulauan Pasifik untuk peluncuran Pacific
Ocean Alliance. Sistem PBB akan mendukung inisiatif ini, tegas Ban. Saya
mendorong Anda untuk mengambil keuntungan dari bantuan teknis untuk negara
berkembang. sepenuhnya mendukung pengakuan Deklarasi bahwa pemimpin Pasifik
adalah pengelola dari Samudra Pasifik, salah satu anugerah terbesar dunia.
Sekjend PBB mengungkapkan
apa yang dia saksikan sewaktu mengunjungi sebagian wilayah pasifik. Saya belum
lama ini ada di daerah yang indah untuk Konferensi Ketiga di Pulau Kecil di
Apia, Samoa. Saya juga mengunjungi Selandia Baru, yang berkontribusi besar bagi
keberhasilan Konferensi SIDS. Sementara aku berada di Samoa, saya mengunjungi
sebuah komunitas yang terlantar akibat tsunami tahun 2009 Itu adalah pengingat
gamblang tentang dampak perubahan iklim.
PBB menurut Ban, menyambut
partisipasi aktif pemimpin Pasifik pada konferensi SIDS, sebuah pertemuan
internasional terbesar yang pernah diadakan di Pasifik. Saya sangat didorong
oleh lebih dari 300 kemitraan didirikan di sana dengan masyarakat sipil dan
bisnis. Sesuai perjanjian di Apia tentang inisiatif ekonomi, sosial dan
lingkungan. Sekjend Menegaskan, komisi regional PBB sepenuhnya terlibat dalam
melaksanakan ketentuan-ketentuannya.
29 September 2014–Dihadapan
forum Majelis Umum hari ini, Perdana Menteri Vanuatu, Joe Natuman mengatakan
bahwa sebagai bagian dari negara-negara kepulauan pasifik ” Pacific small
Island developing State (SIDS), negaranya dihadapkan dengan tantangan
pembangunan yang unik, yang perlu ditangani oleh PBB dan Masyarakat
Internasional. Natuman melanjutkan daerah pasifik menghadapi ancaman
eksistensial dan kita tidak bisa mengatasi masalah pembangunan berkelanjutan
saja, kecuali tantangan perubahan iklim ditangani serius oleh masyarakat
internasional,” kata Mr Natuman seperti dilansir UN News.
Tampil di sidang Umum PBB
2014, Joe Natuman menegasikan keberpihakan dirinya dan negara tersebut soal
dekolonisasi di Keladonia Baru, dimana saudara-saudara Melanesia (FLNKS dan
WPNCL) saat ini dibawah kekuasaan negara Perancis dan Indonesia. Mereka saat
ini berada dalam dukungan penuh Melanesian Speearhead Groub (MSG), mengalami
masalah dekolonisasi dan untuk Kaledonia Baru, PM Vanuatu desak PBB untuk
segera tuntaskan persoalan penentuan nasib sendiri. Sementara West Papua, PM
Vanutau mendesak PBB menuntaskan hal yang sama. Dia juga menyebut turut berduka
atas meninggalnya pemimpin West Papua, Jhon Otto Ondawame yang meninggal dunia
beberapa minggu lalu akibat serangan jantung. Demikian pidato PM Vanuatu yang
di tayangkan pada webtv.un.org
Perlu diketahui, Negara
Vanuatu telah menelorkan dana 600 juta (5 juta koto/50.000 dollar) untuk sebuah
simposium bagi Papua Barat di Vanuatu akhir November tahun ini. Pertemuan
lintas pendukung kemerdekaan Papua Barat. Ada panelis ahli politik, dewan
gereja Pasifik dan dunia, kubu OPM di Papua serta jaringan free West Papua akan
kumpul semua. Pemerintah Indonesia memang tidak diam. Ada gerakan liar yang
telah membuat sang Perdana Mentri setempat telah mengeluarkan ultimatum untuk
mengusir siapa saja yang provokator di negri Vanuatu. Ancaman tersebut secara
eksplisit ditujukan kepada diplomat RI di Vanutu untuk tidak ganggu agenda
Papua Barat yang digelar.
Papuan People need the help of the Pacific Rim nations as a culture and Melanesian races. From this point of view now P.M. Vanuatu was fully supports the struggle for Papuan independence. Nation of Papua is a Melanesian nation negoroid race is very rich with abundant natural resources. Papua's natural wealth becomes a source of conflict and violence across Papua and human rights violations has increased to the present day, but we feel grateful to PMVanuatu continue to support the struggle for independence. We hope with this hard struggle of our suffering can be ended in the Lord's guidance.
BalasHapus