Senin, 09 Februari 2015

Dukungan lebih lanjut untuk Free West Papua dari Sekretariat Konferensi Gereja Pasifik


Gereja-gereja PACIFIC harus menjadi suara rakyat Papua Barat dalam perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri.
Berbicara sekembalinya dari Papua Barat, Moderator Konferensi Gereja-Gereja Pasifik, Pendeta Dr Tevita Havea, mengatakan penindasan terus di Indonesia dari masyarakat Papua adalah sebuah surat dakwaan di gereja.
"Kami telah gagal untuk berbicara menentang ketidakadilan, kita telah gagal untuk memaksa para pemimpin politik kita untuk mengambil tindakan dan dengan berbuat demikian kita telah gagal dalam kewajiban kita sebagai orang Kristen untuk membantu saudara-saudara kita," kata Havea.
"Itu tidak bertindak berhenti sekarang. Kita harus suara bersuara, wajah orang-orang berwajah Papua kepada dunia.
"Setiap gereja di Pasifik memiliki kewajiban untuk melihat bahwa orang-orang Papua yang diizinkan menentukan nasib sendiri."
Selama waktu Pendeta Dr Havea di Papua Barat, ia bergabung sekitar 15.000 orang pada perayaan Gereja GKI di pulau Mansinam. Beberapa detasemen pasukan keamanan Indonesia - termasuk polisi, angkatan laut, angkatan darat dan satuan paramiliter - dikerahkan di dan sekitar Mansinam selama acara tetapi banyak orang Papua yang hadir  dilarang mengenkan bendera Bintang Kejora yang menyimpang.

"Kami mengakui aplikasi GKI untuk keanggotaan dan menjanjikan dukungan kami bagi gereja dan orang-orang Papua," kata Havea. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar