Selasa, 24 Maret 2015

Sebuah rilis berita Papua Merdeka mengklaim bahwa petugas PNG Imigrasi akan melawan perintah Perdana Menteri dalam menahan Benny Wenda.

Pendukung Wenda mengklaim konflik bandara PNG
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis beberapa waktu yang lalu, Kampanye Papua Merdeka Barat mengatakan Perdana Menteri O'Neill dan Menteri Luar Negeri Rimbink Pato telah mengarahkan bahwa Mr Wenda harus diijinkan untuk masuk PNG.
Pernyataan kampanye mengklaim Mr Wenda ingin mengucapkan terima kasih kepada Mr O'Neill pernyataan baru-baru ini menyerukan perhatian terhadap hak-hak asasi manusia rakyat Papua Barat.
Pernyataan itu mengklaim bahwa kepala Imigrasi di bandara ini "menolak untuk menerima panggilan '' dari Mr O'Neill dan bersikeras mendeportasi Mr Wenda.
Benny Wenda, pemimpin kemerdekaan Papua Barat dan juru bicara Gerakan Serikat Pembebasan Papua Barat, tiba di Papua Nugini kemarin dan "tiba-tiba ditahan oleh pihak berwenang imigrasi PNG '' kata pernyataan Kampanye.
"Hari ini Bapak Wenda masih ditahan oleh pihak imigrasi dan sekarang sedang terancam dideportasi. Ini terjadi walaupun perintah langsung dari Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri untuk memungkinkan Mr Wenda masuk PNG.
"Tampaknya pengaruh Indonesia di pihak imigrasi PNG sangat kuat hari ini karena kepala layanan imigrasi di bandara PM menolak untuk menerima panggilan dari Perdana Menteri PNG dan mengatakan bahwa ia berniat untuk mendeportasi Mr Wenda.
"Sebelumnya hari ini Mr Wenda menjelaskan kepada media bahwa ia datang ke PNG mengucapkan terima kasih kepada Perdana Menteri untuk laporan baru-baru ini menjadi perhatian bagi orang-orang Melanesia Papua Barat dan untuk singkat Menteri Luar Negeri PNG pada perkembangan terbaru. Mr Wenda mengatakan bahwa "Gerakan Serikat Pembebasan Papua Barat berusaha untuk mengajukan permohonan keanggotaan MSG dan saya akan singkat PNG tentang kemajuan aplikasi dan tentang situasi di Papua Barat pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar