ULMWP:
Jokowi Pakai Pendekatan Militer Hadapi Konflik Papua
Anggota Unitied Liberation Movement for West Papua (ULMWP) atau Persatuan Gerakan Kebebasan West Papua , JacobRumbiak
menilai Jokowi menggunakan pendekatan militer untuk menangani persoalan Papua,
sama seperti yang diterapkan Presiden Soeharto di zaman Orde Baru.
Seperti dilansir dari merdeka.com,
Rumbiak juga mengatakan usia pemerintahan Joko Widodo belum genap dua bulan,
namun darah kembali membasahi Papua Barat, setelah lima orang tewas dibunuh
oleh TNI/Polri di Kabupaten Paniai, Papua Barat.
"Jokowi bukan saja membohongi
Papua tapi juga menipu Sang Pencipta yang memberikan beliau suara, karena Suara
rakyat adalah suara kebenaran dan suara kebenaran adalah suara Allah,"
kata Rumbiak.
Rumbiak mengatakan, bahwa pihaknya
sangat kecewa dengan penembakan yang terjadi di Paniai, TNI/Polri bukan
mengamankan tetapi membunuh orang Papua. Mereka mereka yang ditembak kebanyakan
anak usia SMA, negara sudah melakukan pelanggaran HAM berat.
“Saya sangat kecewa dengan insiden
ini, TNI/Polri adalah aktor pembunuh orang Papua. Kasus Paniai adalah salah
satu bukti TNI/Polri adalah pembunuh orang Papua,” ungkap Rumbiak
"TNI/Polri di Papua hingga
sampai saat ini adalah aktor dari konflik Papua yang sampai saat ini tidak
kunjung usai. Orang Papua bukan bangsa yang terus dibohonhi terus-menerus,
rakyat Papua hanya ingin masalah Papua diselesaikan di tingkat Internasional
yaitu PBB," tegasnya
Rumbiak juga menambahkan, bahwa Wakil
Presiden RI, Jusuf Kalla yang mampu menyelesaikan konflik Aceh tetapi untuk
Keputusan Papua dimasukkan ke dalam Indonesia itu adalah masalah Internasional.
"Jusuf Kalla tidak mungkin
menyelesaikan konflik Papua kecuali konflik Papua diselesaikan di Internasiolan
dan PBB," kata salah satu dplomat Papua Merdeka ini.
Terkait insiden di Paniai, sejumlah
pimpinan gereja di tanah Papua dengan tegas menolak kehadiran Presiden Joko
Widodo yang akan merayakan natal dengan menghamburkan puluhan milyar.
“Rakyat Papua sedang berduka karena
pembantaain di Paniai, sedangkan Jokowi ingin merayakan natal di Jayapura
dengan habiskan dana puluhan miliar, damai apa yang Jokowi mau bawah, kami
dengan tegas menolak kedatangan Jokowi di Papua,” kata Giay.
Giay mengatakan, saat Jokowi akan
datang ke Papua, penculikan, pembunuhan dan pembantaian orang asli Papua masih
terus terjadi, karena itu tidak ada artinya Presiden Indonesia merayakan natal
di tanah Papua.
“Jokowi sama saja dengan
presiden-presiden terdahulu, datang satu hari natal, tapi kekerasan jalan
terus, yang kami minta Jokowi buat kebijakan yang benar-benar menyentuh hati
orang Papua,” kata Giay.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar